Kurban

Dalil Al-Quran Tentang Perintah Berkurban

Dalam Al-Quran telah banyak disebutkan perintah berkurban. Ibadah kurban memang telah dilaksanakan sejak zaman Nabi Ibrahim dan Ismail AS. Namun, kurban juga dilanjutkan oleh Rasulullah SAW hingga terus diajarkan kepada umat Islam. Berikut adalah dalil Al-Quran mengenai kurban.

1.   Berkurban Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT

“Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah).” (QS. Al-Kautsar: 2)

Dalam surat Al-Kautsar ayat 2, disebutkan bahwa ibadah berkuban adalah sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah setelah peringatan untuk melaksanakan shalat. Walaupun sebagai ibadah sunnah, tapi ibadah kurban juga menjadi sarana untuk kita kembali mengingat tentang Allah. Sebagai pecipta dan menguasai seluruh kehidupan manusia.

2.   Berkurban Bentuk Ketaqwaan dan Ketundukan pada Allah SWT

“Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (qurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka. maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. dan berilah kabar gembira pada orang-orang yang tunduk (patuh) pada Allah.” (QS: Al-Hajj: 34)

Dalam ayat di atas, disebutkan bahwa penyembelihan hewan kurban yang berorientasi kepada Allah SWT adalah sebagai bentuk syukur dan berserah diri kita kepada Allah SWT. Hewan-hewan kurban adalah sebagai salah satu bentuk rezeki  yang Allah berikan kepada kita. Menyembelihnya satu saja dari setiap muslim, tentu tidak akan mengurangi rezeki yang telah Allah berikan kepada kita.

Selain itu, dilanjutkan kembali oleh ayat 36-37. “Maka makanlah sebagiannya (daging qurban) dan berilah makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (orang yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Daging daging qurban dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridhaan Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.”

Perintah berkurban juga tidak mengurangi rasa syukur dan kenikmatannya, karena sebagai orang yang berkurban. Maka berhak juga untuk menikmatinya sebagian dan tentunya menjadi kenikmatan juga bagi para penerima manfaat yang menerimanya. Output dari ibadah kurban adalah ketaqwaan, untuk itu seperti ayat di atas sebutkan bahwa bukan darah dagingnya yang mencapai keridhoaan Allah, tapi bagaimana kita bertaqwa atas-Nya.

3.   Bentuk Ketaatan dan Mengesakan Allah

“Katakanlah (wahai Muhammad): Sesungguhnya shalatku, nusuk/ibadah qurbanku, hidup dan matiku hanya untuk Allah rabb semesta alam.  Tidak ada sekutu bagi-Nya, aku diperintahkan seperti itu dan aku adalah orang yang pertama kali berserah diri.” (QS. Al-An’am: 162)

Dalam ayat di atas, ditunjukkan bahwa Rasulullah SAW bersaksi bahwa shalat dan ibadah kurbannyanya, adalah sebagai bentuk pengakuan diri bahwa tidak ada lagi selain Allah SWT untuk tempat berserah diri. Allah lah, tempat untuk kembali dan Rabb Semesta Alam. Apa yang manusia kurbankan tentunya tidak sebanding dengan apa yang Allah berikan kepada kita. Untuk itulah, mengapa ibadah kurban sangat dianjurkan untuk dilakukan.

Dalil Perintah Berkurban dalam Hadits

Selain dalam Al-Quran, perintah berkurban juga disebutkan dalam banyak hadits. Tentunya, Nabi Muhammad SAW pun juga rutin berkurban sambil melaksanakan ibadah haji. Misalnya, dalam hadits berikut.

“Nabi Muhammad SAW. berkurban dengan dua kambing gemuk dan bertanduk. Saya melihat Nabi Saw. meletakkan kedua kakinya di atas pundak kambing tersebut, kemudian Nabi Saw. membaca basmalah, takbir dan menyembelih dengan tangannya sendiri.” (HR Bukhari)

Hadits ini menunjukkan bahwa Rasul pun berkurban dan menyembelihnya dengan tangan sendiri serta sambil menyebut nama Allah. Karena penting dan banyak sekali keutamaan ibadah kurban, maka barang siapa yang memiliki kelapangan sangat dianjurkan sekali untuk berkurban. Seperti yang disampaikan dalam hadits di bawah ini.

“Barangsiapa mendapatkan kelapangan tetapi tidak berkurban, maka janganlah dia mendekati tempat salat kami.” (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah)

Dalil Perintah Berkurban, yang Menjadi Pemberat Amalan Kita di Akhirat

Selain itu, amalan kurban juga kelak akan menjadi saksi kita di akhirat karena setiap helai bulu, darah, dan daging yang dibagikannya akan mejadi pemberat amalan kita. Tentunya, bagi pekurban yang ikhlas dalam menjalankannya, sebagaimana disampaikan dalam hadits berikut.

Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban). sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” (HR. Ibn Majah dan Tirmidzi)

Untuk itu, dari hadist di atas, kita bisa mendapatkan banyak hikmah bahwa perintah berkurban adalah perintah yang sangat ditekankan baik oleh Allah SWT melalui Al-Quran dan hadits-hadits yang mencerminkan teladan Rasulullah SAW. Jika kita memiliki kelebihan harta, kelapangan untuk berkurban di tahun ini. Maka segerakanlah agar menjadi manfaat luas bagi sesama dan kebaikan bagi kita di dunia maupun di akhirat.

 

Posting Komentar